ON TIME TENGGG....

Jumat, 20 September 2013

BELAJAR BILANGAN CACAH DI KEBUN SEKOLAH


 Trik Mengajarkan Bilangan Asli, Cacah dan Bulat

Sebagai seorang guru matematika terkadang susah untuk mengajarkan pengertian bilangan. Selain itu susah pula untuk selalu mengingatkan kepada siswa perbedaan bilangan asli, bilangan bulat, dan bilangan riil. Kalaupun ada siswa yang telah mengetahui contohnya, namun saat diminta untuk menyebutkan contoh tersebut termasuk dalam himpunan bilangan asli, atau cacah atau bulat, mereka juga mengalami kebingungan. Lebih membingungkan lagi, manakala bilangan tersebut dinyatakan dalam lambang huruf. Ibaratkan sudah bingung tertimpa pusing lagi. he he he…

Mungkin pengalaman ini dapat dimanfaatkan rekan guru yang lain untuk mengajarkan bilangan Asli, bilangan cacah dan bilangan Bulat.
Pertama mengajarkan bilangan Asli
Menurut sejarahnya dan menurut siswa, bagaimana cara kalian menghitung suatu benda? pertanyaan ini akan merangsang siswa untuk menjawab 1, 2, 3, dst. Nah pada saat siswa dapat menjawab seperti ini, seorang guru memberikan penegasan itulah pertama kali kalian mengenal hitungan. Hitungan model ini adalah asli milik kalian. Oleh karena itu, Bilangan yang dimulai dari 1 diberi nama bilangan Asli.
Kedua mengajarkan bilangan Cacah
Pada saat kalian telah mengenal cara menghitung tadi, dapat diberikan pertanyaan bagaimana untuk melambangkan sesuatu itu tidak ada? Pastinya siswa akan menjawal nol dengan lambang “0″. Pertanyaan dapat dilanjutkan, kalau demikian angka nol (0) masuk dalam bilangan apa? Siswa akan berfikir, kalau 0 tidak mungkin masuk dalam bilangan Asli. Pada saat siswa terdiam dan tidak mampu menjawab, seorang guru dapat memberikan solusi, bahwa bilangan 0 itu masuk dalam bilangan Cacah. Tentunya siswa akan bertanya Apakah bilangan Cacah itu? Dengan pertanyaan siswa tersebut kemudian diberikan jawaban bahwa bilangan Cacah adalah bilangan Asli yang digbungkan dengan bilangan 0. Jadi bilangan Cacah adalah 0, 1, 2, 3, 4, dan seterusnya.
Ketiga mengajarkan bilangan  Bulat
Setelah siswa  bilangan Asli, bilangan Cacah tibalah mengenal bilangan Bulat. Guru dapat memberikan umpan, apakah kalian pernah mengenal bilangan negatif? Tentunya siswa akan menjawab, bahwa pernah karena sewaktu di SD pernah dikenalkan bilangan negatif. Kalau begitu bilangan negatif termasuk dalam kelompok bilangan apa? pertanyaan guru ini akan ditanggapi beragam oleh siswa. kalau sudah ada yang tahu akan dengan cepat menjawab bilangan bulat, namun ada pula siswa yang tidak menjawab karena tidak tahu. Untuk itu guru untuk dapat memberikan penjelasan bahwa bilangan yang terdapat negatif dan tidak berupa pecahan akan masuk dalam bilangan bulat. Dengan demikian bilangan bulat adalah dapat dituliskan …, -4. -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, ….. Jadi secara sederhana dapat dikatakan bilangan bulat adalah bilangan gabungan antara bilangan Asli, bilangan 0 dan bilangan negatif yang tidak berupa pecahan.



Bu Jasminah sangat rajin mengajak murid2 belajar di pojok lingkungan, kebun sekolah. Anak2 sangat senang belajar matematika sembari mengenal lingkungan sekeliling....
Mengajar matematika mudah asal tau triknya..... 


LEARNING BY DOING IN MATH

Pembelajaran Matematika di pojok lingkungan dengan tema "menghitung debit air". Ibu Supi sbg pengajar MTK kls 6 mengajar anak2 learning by doing dgn mengukur volume air yg mengalir dr tanson penampung air hujan disekolah kami. Semangat kan belajar MTKnya sayanggggg :)

Hemat air untuk menyelamatkan bumi kita.....



















Luar biasa senangnya Kintara....









Sang ketua kelas mengamati percobaan sederhana
yang ibu guru Supi lakukan dengan penuh konsentrasi...semangat Firman :')

Anak2 sangat antusias belajar sambil melakukan dan saya yakin, hal kecil ini
akan membekas dihati mereka....



KUPU-KUPU MINUM AIR MATA KURA-KURA






Video Kupu-Kupu Minum Air Mata Kura-Kura



LIMA _ Tim peneliti dari Tambopata Research Center di Peru belum lama ini menemukan bahwa lebah dan kupu-kupu di Amazon, Amerika Serikat (AS), gemar mengonsumsi air mata kura-kura. Hal ini dikarenakan air mata dari hewan reptil bertempurung itu kaya akan natrium.
Di mana, senyawa tersebut tidak cukup didapat oleh kupu-kupu dari makanan sehari-harinya. Sehingga, mereka sering mengerubungi kura-kura yang berada di sekitar sungai, seperti yang berhasil diabadikan dalam video pada tautan ini.
"Serangga itu mungkin menemukan kandungan natrium dan nutrisi penting lainnya dari air mata kura-kura. Hal itu memang tidak membahayakan kura-kura, meskipun cukup membuatnya terganggu oleh kerumunannya," ucap seorang peneliti Phil Torres kepada Live Science.
Lebih lanjutnya, kura-kura mengonsumsi daging secara teratur. Sehingga, mereka memiliki kandungan natrium yang cukup banyak dalam tubuhnya.
Tak hanya itu, hewan yang terkenal memiliki motif indah pada sayapnya juga terkadang beralih ke genangan air dan tepi sungai berlumpur sekadar untuk mencari hewan sumber natriumnya.
Bahkan, sebagaimana dilansir dari Softpedia, Selasa (17/9/2013), mereka juga tidak takut "hinggap" mendekati manusia yang sedang berkeringat. Sebab, air keringat manusia juga mengandung senyawa natrium






Penyebab Tikus Tidak Lagi Takut pada Kucing

Penyebab Tikus Tidak Lagi Takut pada Kucing

Selasa, 17 September 2013

MADING SEBAGAI MEDIA BELAJAR



Bagai sayur tanpa kuah, Mungkin itu ibarat paling pas untuk menggambarkan sekolah tanpa media komunikasi. Sekolah yang “garing” adalah sekolah tanpa mading. Kegiatan Jurnalistik di sekolah dapat kita lakukan salah satunya pada Mading  ( majalah dinding ), Majalah dinding (mading) merupakan media massa di suatu sekolah. Isinya beragam, mulai dari hasil karya siswa, buah pikiran guru maupun karya-karya kreatif dan informatif lainnya. Tentunya juga merupakan ajang dan sarana pelatihan siswa di dunia jurnalistik yang semakin berkembang. Tidak berlebihan jika mading dikatakan sebagai cikal bakal lahirnya majalah sekolah versi cetak seperti Newsletter dan Majalah Sekolah. Mading merupakan tolak ukur mutu sebuah sekolah, Mading dinilai sebagai wadah paling pas untuk mengasah sisi kreatifitas dan intelektualitas. Mading bukan hanya sebatas kertas berisi berita lalu ditempel begitu saja, melainkan ada proses creative dan intuitive agar mading terlihat menarik.




Fungsi mading sebagai media, juga dapat menjadi jembatan informasi antara guru dengan siswa, guru dan kepala sekolah, dan bahkan tidak tertutup kemungkinan, mading menjadi jembatan sekolah dengan masyarakat sekitar.Melihat strategisnya fungsi mading, sekolah sudah seharusnya memberikan perhatian khusus terhadap mading sekolah. Kata kuncinya adalah dukungan kepala sekolah dan guru. Dukungan yang diberikan, selain dalam bentuk moral, yang lebih penting itu adalah dukungan finansial. Sekolah harus menyiapkan anggaran khusus untuk itu, sehingga mading sekolah bisa terbit secara kontinyu dan dikelola dengan lebih profesional lagi.




Mading bisa dijadikan media pembelajaran oleh guru. Misalnya, guru memberikan tugas kepada siswa melalui mading. Pertanyaan-pertanyaan tidak disampaikan di kelas, melainkan ditempel di mading. Dengan adanya tugas yang diberikan, secara tidak langsung telah memaksa siswa untuk membaca mading minimal sekadar untuk menyelsaikan tugas yang diberikan.




FASHION SHOW DAUR ULANG




Dalam rangka memperingati hari Bumi tgl 22 April kami mengadakan lomba fashion show daur ulang, setiap kelas mengirimkan perwakilannya. sementara pihak komite sekolah per kelas mengadakan lomba pameran daur ulang. 
Inilah putra putri kami yang luar biasa lenggak lenggok dalam busana daur ulang....


Meski berbahan dasar sampah, para model cilik masih tampak cantik menggunakan pakaian unik hasil menyulap sampah menjadi aneka desain gaun yang terlihat elegan








Satu Pohon Penyelamat Bumi dan Warisan Untuk Anak Cucu


Hutan seakan lenyap di masa modern akhir-akhir ini. Dahulu hutan menjadi sarana bagi umat manusia untuk mencari makan. Namun sekarang terbalik, hutan malah dianggap sebagai penghalang bagi masyarakat kota untuk membangun tempat tinggal atau bangunan tinggi.
Kerusakan lingkungan dan ulah manusia yang tidak bertanggung jawab mengakibatkan memanasnya suhu bumi. 
Terik  matahari yang menyinari bumi kerap langsung dirasakan oleh manusia. Tak ayal, jika berada di daerah di dataran tinggi, terkadang Anda tidak begitu merasakan hawa dingin yang menyelimuti udara sekitar. 
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi peningkatan suhu bumi ini. Salah satu cara yang paling mudah dilakukan adalah menanam pohon.
Beberapa tahun belakangan ini ramai orang membicarakan tentang Global Warming, dan yang juga populer menyertainya adalah Save The Trees, berupa penanaman pohon.
 Hampir semua kegiatan “peduli lingkungan” dilakukan dengan menanam pohon.
Kami walaupun berlokasi di tengah kota berdedikasi tinggi dalam usaha pelestarian lingkungan, salah satunya adalah program "satu anak satu pohon" 
yang sangat berbahagiakan adalah dukungan wali murid terhadap program kami ini, bravo SDN 006 :)