ON TIME TENGGG....

Selasa, 17 September 2013

MADING SEBAGAI MEDIA BELAJAR



Bagai sayur tanpa kuah, Mungkin itu ibarat paling pas untuk menggambarkan sekolah tanpa media komunikasi. Sekolah yang “garing” adalah sekolah tanpa mading. Kegiatan Jurnalistik di sekolah dapat kita lakukan salah satunya pada Mading  ( majalah dinding ), Majalah dinding (mading) merupakan media massa di suatu sekolah. Isinya beragam, mulai dari hasil karya siswa, buah pikiran guru maupun karya-karya kreatif dan informatif lainnya. Tentunya juga merupakan ajang dan sarana pelatihan siswa di dunia jurnalistik yang semakin berkembang. Tidak berlebihan jika mading dikatakan sebagai cikal bakal lahirnya majalah sekolah versi cetak seperti Newsletter dan Majalah Sekolah. Mading merupakan tolak ukur mutu sebuah sekolah, Mading dinilai sebagai wadah paling pas untuk mengasah sisi kreatifitas dan intelektualitas. Mading bukan hanya sebatas kertas berisi berita lalu ditempel begitu saja, melainkan ada proses creative dan intuitive agar mading terlihat menarik.




Fungsi mading sebagai media, juga dapat menjadi jembatan informasi antara guru dengan siswa, guru dan kepala sekolah, dan bahkan tidak tertutup kemungkinan, mading menjadi jembatan sekolah dengan masyarakat sekitar.Melihat strategisnya fungsi mading, sekolah sudah seharusnya memberikan perhatian khusus terhadap mading sekolah. Kata kuncinya adalah dukungan kepala sekolah dan guru. Dukungan yang diberikan, selain dalam bentuk moral, yang lebih penting itu adalah dukungan finansial. Sekolah harus menyiapkan anggaran khusus untuk itu, sehingga mading sekolah bisa terbit secara kontinyu dan dikelola dengan lebih profesional lagi.




Mading bisa dijadikan media pembelajaran oleh guru. Misalnya, guru memberikan tugas kepada siswa melalui mading. Pertanyaan-pertanyaan tidak disampaikan di kelas, melainkan ditempel di mading. Dengan adanya tugas yang diberikan, secara tidak langsung telah memaksa siswa untuk membaca mading minimal sekadar untuk menyelsaikan tugas yang diberikan.




FASHION SHOW DAUR ULANG




Dalam rangka memperingati hari Bumi tgl 22 April kami mengadakan lomba fashion show daur ulang, setiap kelas mengirimkan perwakilannya. sementara pihak komite sekolah per kelas mengadakan lomba pameran daur ulang. 
Inilah putra putri kami yang luar biasa lenggak lenggok dalam busana daur ulang....


Meski berbahan dasar sampah, para model cilik masih tampak cantik menggunakan pakaian unik hasil menyulap sampah menjadi aneka desain gaun yang terlihat elegan








Satu Pohon Penyelamat Bumi dan Warisan Untuk Anak Cucu


Hutan seakan lenyap di masa modern akhir-akhir ini. Dahulu hutan menjadi sarana bagi umat manusia untuk mencari makan. Namun sekarang terbalik, hutan malah dianggap sebagai penghalang bagi masyarakat kota untuk membangun tempat tinggal atau bangunan tinggi.
Kerusakan lingkungan dan ulah manusia yang tidak bertanggung jawab mengakibatkan memanasnya suhu bumi. 
Terik  matahari yang menyinari bumi kerap langsung dirasakan oleh manusia. Tak ayal, jika berada di daerah di dataran tinggi, terkadang Anda tidak begitu merasakan hawa dingin yang menyelimuti udara sekitar. 
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi peningkatan suhu bumi ini. Salah satu cara yang paling mudah dilakukan adalah menanam pohon.
Beberapa tahun belakangan ini ramai orang membicarakan tentang Global Warming, dan yang juga populer menyertainya adalah Save The Trees, berupa penanaman pohon.
 Hampir semua kegiatan “peduli lingkungan” dilakukan dengan menanam pohon.
Kami walaupun berlokasi di tengah kota berdedikasi tinggi dalam usaha pelestarian lingkungan, salah satunya adalah program "satu anak satu pohon" 
yang sangat berbahagiakan adalah dukungan wali murid terhadap program kami ini, bravo SDN 006 :)